banner 728x250
Tokoh  

Middin : Sang Raja Tega Itu Akhirnya Meninggal Juga

Karma itu Nyata

banner 120x600
banner 468x60

BATAM, KENCANA NEWS. COM – Gajah Mati meninggalkan gading,harimau mati meninggalkan belang.” Rezeki, jodoh, pertemuan dan maut itu adalah rahasia Tuhan ketua “, ujar si Middin temanku membuka sebuah pembicaraan dalam sebuah pertemuan disalah satu warung di bilangan Nagoya Batam, Rabu ( 12/3/2025 ).

Maksudnya apa ini ketua ?, ” ujarku balik bertanya. Dan diapun mulai bercerita tentang nasib seorang kawannya yang pernah dipercaya seorang pengusaha untuk menjadi humas dari sebuah kegiatan ilegal di  Siantar, Sumut beberapa tahun lalu. 

banner 325x300

Disebutkannya, bahwa dia punya seorang teman yang baru saja meninggal dunia secara mengenaskan akibat suatu penyakit yang di deritanya.
Tapi bukannya bersedih atas hilangnya sebuah teman malah dia mengucap rasa syukur.

” Syukurlah.Akhirnya mati juga si raja tega itu, ” ujar Middin ketus.

Middin punya alasan kuat kenapa ia sampai melontarkan kata kata tersebut. Ternyata ia sakit hati karna pernah mendapat perlakuan yang kurang baik dari kawannya tersebut. 

Di ceritakannya lagi,bahwa kawannya yang sudah almarhum ini di mata pribadinya mempunyai sifat kurang baik yakni tamak dan serakah.

” Dia memiliki karakter raja tega yakni 3 H ( Halal Haram Hantam ).Tak peduli walau itu rezeki milik kawannya sendiri pasti di embatnya juga, ” lanjutnya lagi.

Ditambahkannya bahwa berapa tahun lalu dirinya beberapa kali pernah mengalami perlakuan yang kurang baik olehnya.

Rezeki bulannya dari sang pengusaha ilegal itu yang rencananya hendak di pergunakan untuk membayar cicilan motornya akhirnya raib karena di bawa kabur olehnya.

Dan bukan hanya dirinya saja pernah mengalami hal ini.Ternyata banyak juga kawannya yang lain telah menjadi korban dari sifat rakus dan keserakahannya beberapa waktu lalu.

” Kadang kalau ingat ingat kejadian itu sakit hati juga. Tapi walaupun tak iklas terpaksalah ku relakan juga ketua, ” ujarnya.

Dalam kesempatan bual bual singkat tersebut dia juga berkesempatan untuk menasehatiku.
” Kalau ketua nanti di kasih amanah untuk menyalurkan hak kawan kawan.Jangan sampai di makan atau di bawa lari ya. Udah mati aja masih saja di sumpahi orang kayak kawanku itu yg di Siantar itu, ”  ujarnya menjabat tanganku sambil tersenyum pergi.

” Allaaa mak. Mati anak ayam, ” gumanku dalam hati, sambil teringat terhadap sosok seseorang yang jg memakan hakku yg mungkin saja saat ini sedang menikmatinya. 
( Marlon Pransen )

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *