BATAM, KENCANA NEWS. COM -. Penyesalan selalu datang terlambat, mungkin kalimat usang ini bisa menggambarkan apa yg kini dirasakan oleh Midin mantan seorang ceker yang kini hidup menggelandang karna ditinggal istri dan anaknya.
Midin, seorang sahabat lama tak sengaja di bertemu disalah sudut pertokoan di seputaran Nagoya, Batam saat menjelang berbuka puasa, Jumat ( 7/8/2025 ).
” Apa kabar ketua awak. Udah lama kali kita nggak jumpa. Mak, nampak sehat kali ketua awak sekarang ini bah ,” ujarnya membuka pembicaran.Ilmu olah mengolah gaya logat Medannya ternyata masih belum berubah juga.
” Ajak ajaklah awak jalan ketua, ” sambungnya lagi.
Untuk diketahui Midin merupakan mantan salah seorang ceker dari sebuah kegiatan ilegal di Batam beberapa tahun lalu.
Bintangnya sempat bersinar sejenak tatkala Ayong,salah satu cukong mempercainya untuk menjadi humas atau cekernya.
Pekerjaannya sederhana.
Hanya melayani ” tamu ” yang datang ke lokasinya
Untuk itu,dirinyapun di berikan sejumlah uang biaya operasional. Baik itu untuk sekedar ngopi ngopi cantik atau membantu para tamu yang datang untuk meminta bantuan uang bensin atau istilah pasarannya ‘ deren ‘.
Awalnya tak banyak yang tahu.
Namun seiring perjalanan waktu tamu yang datang ketempatnya semakin banyak.
Dampaknya, semakin banyak pula uang operasional yg di guyur oleh sang tauke Ayong kepadanya.
” Ini kesempatan.Maenkan aja ,” pikiran serakahnyanpun mulai datang menggoda.
Diapun merancang berbagai strategi. Berbagai alasanpun selalu disampaikan kepada para tamu tamu yang datang ke lokasinya.
” Sabar ya abang awak. Dananya belum turun dari boss. Besok besoklah datang lagi kesini. Kalau buat abang awak,amanlah itu, ” ujarnya selalu berdalih.
Berbagai cara licikpun dilakoninya agar uang operasional dari sang tauke itu bisa dinikmatinya sendiri.
Namun, permainan liciknya itu hanya beberapa lama saja berjalan.
Info tentang keserakahan si Midin ini akhirnya sampai juga ke telinga sang tauke.
Midin ini pun dipecat.
” Udahlah, kisah lama kita itu ketua, jangan di bahas lagilah.Tp kalau di ingat ingat nyesal juga aku. Asli.Andai saja dulu aku jujur pasti aku yang akan bayari kopi ketua ini , ” ujarnya tersenyum.
Kehilangan pekerjaan, menurutnya, itu belum seberapa bila di banding kehilangan sebuah kepercayaan.
” Karma itu nyata.Itu yang kualami sekarang ini ketua.Hidupku udah kayak kangkung genjer sekarang.Aku selalu dijauhi oleh kedan kedan kita dulu.
Jangan gara pencin kita makan jatah kawan.
Uang hantu itu dimakan setan ketua.Percayalah ! , ” imbuhnya sambil menasehati.
Dan cerita kombur itupun berakhir saat suara azan Isya sayup sayup mulai menggema.
” Terimakasih banyak abang awak ya atas segala sesuatunya.Rokoknya aku bawa juga ya ketua, ” pungkasnya sambil berlalu.
“Oala.., dasarlah. Semoga hidupmu sehat dan selalu bahagia kedan, ” gumanku dalam hati.
( Marlon Pransen )